 |
| Badai Matahari (Thinkstockphoto) |
Brussel(BELGIA).BM- Eropa akan menghadapi gelombang panas yang parah setiap tahun dan kehilangan setengah dari panennya di masa depan, kecuali upaya agresif diambil untuk mengatasi perubahan iklim.
Sebuah laporan oleh badan lingkungan Uni Eropa (EEA) memperkirakan bahwa perubahan iklim yang tidak terkendali akan menghasilkan gelombang panas ekstrem setiap tahun di benua itu, seperti yang dialami oleh Perancis dan Spanyol tahun ini, suhu tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah.
Badan tersebut juga berharap untuk memotong setengah dari panennya di seluruh Eropa selatan di masa depan.
Gambar tersebut mencerminkan latar belakang ekosistem Eropa yang menghadapi serangan dari berbagai sudut.
Menurut laporan itu, hanya 2/5 sumber air tawar Eropa seperti sungai dan danau, selamat dari ancaman polusi atau penggunaan berlebihan.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, 39 persen spesies kupu-kupu dan 9 persen spesies burung umum belum pernah terlihat di langit Eropa sejak 1990, dalam apa yang EEA lihat sebagai 'penurunan terbesar dalam keanekaragaman hayati'.
Badan yang berbasis di Kopenhagen mengatakan seluruh situasi akan menjadi lebih serius tanpa tindakan agresif, dengan hanya 6 aspek yang menunjukkan perubahan menjadi lebih baik.
Direktur Eksekutif EEA Hans Bruyninckx mengatakan semua orang perlu memikirkan solusi holistik.
"Kita perlu mengurangi tren ini dalam dekade berikutnya, ini adalah dekade paling kritis," katanya.
Laporan setebal 500 halaman itu dipresentasikan pada hari pertama pelayanan ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, yang berjanji untuk menjadikan Eropa benua iklim alami pertama di dunia, pada tahun 2025.
Dia juga berkomitmen untuk mengatasi masalah kehilangan keanekaragaman hayati selama lima tahun menjabat.
Sebuah laporan oleh badan lingkungan Uni Eropa (EEA) memperkirakan bahwa perubahan iklim yang tidak terkendali akan menghasilkan gelombang panas ekstrem setiap tahun di benua itu, seperti yang dialami oleh Perancis dan Spanyol tahun ini, suhu tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah.
Badan tersebut juga berharap untuk memotong setengah dari panennya di seluruh Eropa selatan di masa depan.
Gambar tersebut mencerminkan latar belakang ekosistem Eropa yang menghadapi serangan dari berbagai sudut.
Menurut laporan itu, hanya 2/5 sumber air tawar Eropa seperti sungai dan danau, selamat dari ancaman polusi atau penggunaan berlebihan.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, 39 persen spesies kupu-kupu dan 9 persen spesies burung umum belum pernah terlihat di langit Eropa sejak 1990, dalam apa yang EEA lihat sebagai 'penurunan terbesar dalam keanekaragaman hayati'.
Badan yang berbasis di Kopenhagen mengatakan seluruh situasi akan menjadi lebih serius tanpa tindakan agresif, dengan hanya 6 aspek yang menunjukkan perubahan menjadi lebih baik.
Direktur Eksekutif EEA Hans Bruyninckx mengatakan semua orang perlu memikirkan solusi holistik.
"Kita perlu mengurangi tren ini dalam dekade berikutnya, ini adalah dekade paling kritis," katanya.
Laporan setebal 500 halaman itu dipresentasikan pada hari pertama pelayanan ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, yang berjanji untuk menjadikan Eropa benua iklim alami pertama di dunia, pada tahun 2025.
Dia juga berkomitmen untuk mengatasi masalah kehilangan keanekaragaman hayati selama lima tahun menjabat.
Baca Juga
# Gan | Reuters
Media online www.benangmerahnews.com adalah portal berita online yang didedikasikan untuk keterbukaan informasi sesuai dengan UU No.14 Tahun 2008, dimana dalam portal berita ini setiap lembaga publik, baik itu instansi pemerintah maupun lembaga non pemerintah (NGO) bisa mempublikasikan profil, kinerja, ekspost kegiatan, dan laporan keuangan dari masing-masing lembaga ke masyarakat luas guna meningkatkan kepercayaan dan meningkatkan kredibiltas dan akuntabilitas. 
No comments:
Post a Comment