Presiden Jokowi meninjau area lumbung pangan yang terletak di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, NTT. (Foto: Biro Pers Setpres/Muchlis Jr)
Sumba Tengah(NTT).BM- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan luas lumbung pangan atau food estate di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan ditingkatkan hingga mencapai 10.000 hektare.
Hal tersebut disampaikannya usai meninjau area lumbung pangan yang terletak di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, NTT.
“Di sini memang, di Kabupaten Sumba Tengah ini, kita siapkan saat ini memang baru 5.000 hektare, di mana yang 3.000 (hektare) ditanam padi, kemudian yang 2.000 (hektare) ditanam jagung. Tapi ke depan akan diperluas lagi dengan keluasan 10.000 hektare, yang nantinya dibagi 5.600 hektare untuk padi dan 4.400 hektare untuk jagung,” ujarnya.
Presiden menjelaskan, lumbung pangan dikembangkan di NTT, khususnya Sumba Tengah karena tingkat kemiskinan di wilayah ini masih tinggi. Juga, waktu panen padi di wilayah ini masih sekali dalam setahun.
“Data yang saya miliki, 34 persen kemiskinan ada di sini. Dan, panen yang ada di Sumba Tengah ini masih setahun baru sekali, yaitu padi. Kita ingin mengelola agar satu tahun bisa dua kali panen padi dan sekali panen jagung atau kedelai,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengungkapkan masalah penyediaan air termasuk penyediaan air baku dan irigasi yang dihadapi di seluruh NTT.
“Memang kuncinya ada di air. Oleh sebab itu, di sini tadi kita lihat sudah dibangun di 2015-2018 sumur bor yang masuk ke sawah, juga ada embung. Beberapa embung di sini, embung besar juga sudah dibangun. Tapi masih jauh dari cukup, masih kurang,” ungkapnya.
Pemerintah, imbuh Presiden, telah membangun sejumlah embung dan bendungan di wilayah NTT dan akan terus ditingkatkan jumlahnya.
“Saya sudah perintahkan tadi Pak Menteri PUPR untuk dilihat kemungkinan dibangun waduk atau bendungan, kemudian tambahan untuk embung dan juga sumur bor,” ujarnya.
Selain itu, Presiden juga menginstruksikan kepada Menteri Pertanian untuk menyediakan alat mesin pertanian (alsintan) yang dibutuhkan.
“Diikuti dengan nanti Kementerian Pertanian untuk membantu kekurangan-kekurangan alsintan. Traktor terutama di sini sangat dibutuhkan sekali,” tegasnya.
Melalui upaya-upaya tersebut, Presiden meyakini jika lumbung pangan bisa dikerjakan dengan baik sehingga lumbung pangan yang ada di beberapa wilayah di Tanah Air (Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, NTT) dapat mendukung program ketahanan pangan nasional.
“Nanti akan kita fotokopi untuk juga di provinsi-provinsi yang lain yang memiliki kesiapan,” tandas Kepala Negara.
Mendampingi Presiden saat peninjauan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, dan Bupati Kabupaten Sumba Tengah Paulus S.K. Limu.
Sumba Tengah(NTT).BM- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan luas lumbung pangan atau food estate di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan ditingkatkan hingga mencapai 10.000 hektare.
Hal tersebut disampaikannya usai meninjau area lumbung pangan yang terletak di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, NTT.
“Di sini memang, di Kabupaten Sumba Tengah ini, kita siapkan saat ini memang baru 5.000 hektare, di mana yang 3.000 (hektare) ditanam padi, kemudian yang 2.000 (hektare) ditanam jagung. Tapi ke depan akan diperluas lagi dengan keluasan 10.000 hektare, yang nantinya dibagi 5.600 hektare untuk padi dan 4.400 hektare untuk jagung,” ujarnya.
Presiden menjelaskan, lumbung pangan dikembangkan di NTT, khususnya Sumba Tengah karena tingkat kemiskinan di wilayah ini masih tinggi. Juga, waktu panen padi di wilayah ini masih sekali dalam setahun.
“Data yang saya miliki, 34 persen kemiskinan ada di sini. Dan, panen yang ada di Sumba Tengah ini masih setahun baru sekali, yaitu padi. Kita ingin mengelola agar satu tahun bisa dua kali panen padi dan sekali panen jagung atau kedelai,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengungkapkan masalah penyediaan air termasuk penyediaan air baku dan irigasi yang dihadapi di seluruh NTT.
“Memang kuncinya ada di air. Oleh sebab itu, di sini tadi kita lihat sudah dibangun di 2015-2018 sumur bor yang masuk ke sawah, juga ada embung. Beberapa embung di sini, embung besar juga sudah dibangun. Tapi masih jauh dari cukup, masih kurang,” ungkapnya.
Pemerintah, imbuh Presiden, telah membangun sejumlah embung dan bendungan di wilayah NTT dan akan terus ditingkatkan jumlahnya.
“Saya sudah perintahkan tadi Pak Menteri PUPR untuk dilihat kemungkinan dibangun waduk atau bendungan, kemudian tambahan untuk embung dan juga sumur bor,” ujarnya.
Selain itu, Presiden juga menginstruksikan kepada Menteri Pertanian untuk menyediakan alat mesin pertanian (alsintan) yang dibutuhkan.
“Diikuti dengan nanti Kementerian Pertanian untuk membantu kekurangan-kekurangan alsintan. Traktor terutama di sini sangat dibutuhkan sekali,” tegasnya.
Melalui upaya-upaya tersebut, Presiden meyakini jika lumbung pangan bisa dikerjakan dengan baik sehingga lumbung pangan yang ada di beberapa wilayah di Tanah Air (Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, NTT) dapat mendukung program ketahanan pangan nasional.
“Nanti akan kita fotokopi untuk juga di provinsi-provinsi yang lain yang memiliki kesiapan,” tandas Kepala Negara.
Mendampingi Presiden saat peninjauan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, dan Bupati Kabupaten Sumba Tengah Paulus S.K. Limu.
Baca Juga
# Gan | Setkab/FID/UN
No comments:
Post a Comment