JAKARTA.BM- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) telah memastikan bahwa pelaku serangan bom bunuh diri di Gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina pada Januari 2019 lalu diduga kuat berasal dari Indonesia. Pelaku diduga adalah mantan pendukung ISIS yang berafiliasi dengan JAD.
Saat ini, Polri sedang melakukan pengejaran terhadap salah satu mantan penjaga perpustakaan di Ponpes Ibnu Masud di Jawa Barat yang di ketahui bernama Saefulah alias Dahniel alias Chaniago.
“Dialah pengendalinya, master mindnya. Yang bersangkutan sudah diterbitkan DPO oleh Densus 88 dan diduga berada di Kurasan, Afganistan pasca kekalahan ISIS di Suriah,” jelas Karo Penmas Polri Brigjen. Pol. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M., Rabu (24/7/2019).
Karo Penmas menambahkan bahwa daerah Kurasan adalah daerah abu-abu yang tidak bisa dikontrol oleh pemerintah setempat. Saefulah mengontrol jaringan JAD tanah air seperti Yoga (JAD Kaltim) yang ditangkap Juni 2019 di Malaysia.
Selain itu, Densus 88 bekerja sama dengan beberapa kepolisian di beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, Afganistan, Australia, dan Amerika Serikat untuk membekuk Saefullah.
“Dia menerima sekitar 12 kiriman dana dari orang di negara Trinidad Tobago, Maldives, Venezuela, Jerman, dan Malaysia. Mulai Maret 2016 sampai September 2017. Jumlahnya sekitar USD 28 ribu atau Rp 413 juta menggunakan Western Union,” tutup Mantan Wakapolda Kalteng.
# HK | Humaspolri
No comments:
Post a Comment