Indonesia Rebut 'Kapal Budak' Yang Diburu Interpol

Angkatan Laut Indonesia yang bersenjata berdiri di samping awak nelayan STS-50 di sebuah pelabuhan di Sabang, Indonesia.. ( Foto REUTERS)

JAKARTA.BM- Indonesia menyita 'rumah jagal' menyusul pengejaran dramatis pengejaran dramatis setelah peringatan interpol. Setelah kapal itu lolos dari penangkapan di China dan Mozambik, kata pihak berwenang hari ini.

Interpol memberikan informasi kepada pihak berwenang Indonesia, kapal STS-50 yang tidak terdaftar yang terkenal karena catatan kriminalnya memasuki perairan Asia Tenggara dengan kru yang dikhawatirkan dipaksa bekerja.

Kapal itu ditangkap Jumat lalu sejauh 95 kilometer dari Pulau Weh di provinsi Aceh dengan 20 warga Indonesia, dua warga Ukraina dan delapan warga Rusia termasuk kapten, kata seorang pejabat senior angkatan laut. Kru telah ditangkap dan sekarang dipertanyakan.

Para pelaut Indonesia mengatakan mereka tidak dibayar dan paspor dan dokumen lainnya diambil setelah naik kapal hampir setahun yang lalu, kata angkatan laut.

"Orang-orang Indonesia berlayar selama 10 bulan tanpa bayaran, karenanya kami mencurigai perbudakan," kata Kapal Angkatan Laut Indonesia Achmad Taufiqoerrochman.

Pihak berwenang mengatakan kapal sepanjang 258 meter itu, mengibarkan bendera negara kecil Afrika, Togo, sebelumnya telah memanjikan bendera dari beberapa negara termasuk Jepang, Korea Selatan dan Mozambik.

Kapal itu lolos setelah ditangkap di China dan Mozambik.

Sebelum ditangkap di Indonesia, kapal menggunakan beberapa nama termasuk Sea Breeze, Andrey Dolgov dan Aida, menurut Kementerian Perikanan.

Kapal itu dilengkapi dengan 600 jaring pengaman, dilarang di beberapa perairan, menargetkan ikan dan spesies ikan Antartika serta dicurigai sebagai "kejahatan terorganisir transnasional", kata kementerian itu tanpa merinci. 

# Gan | AFP(10/04)