Ilustrasi
123 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Injil Yohanes 1:35-42 menggambarkan pertemuan awal antara Yesus dan dua murid Yohanes, yang kemudian menjadi murid Yesus. Yohanes menunjukkan Yesus sebagai "Anak Allah" dan ketika Yesus bertanya kepada mereka, "Apa yang kamu cari?" mereka mengikuti-Nya. Andreas, salah satu murid, segera mengajak Simon Petrus, saudaranya, untuk bertemu Yesus. Setelah pertemuan itu, Yesus memberi Simon nama baru, Kefas, yang berarti batu karang.
Pertemuan awal antara Yesus dan murid-murid-Nya mencerminkan keunikan dan kedalaman panggilan Kristus. Yohanes yang tegas menunjuk kepada Yesus sebagai Anak Allah memulai rangkaian peristiwa penting ini, dan murid-murid-Nya merespons panggilan-Nya. Pertanyaan Yesus, "Apa yang kamu cari?" menciptakan momen introspeksi spiritual, mengundang mereka untuk mencari arti yang lebih dalam dalam hidup mereka.
Murid-murid yang mengikuti Yesus dengan rindu menunjukkan keinginan untuk lebih mengenal-Nya, bukan hanya sebagai guru, tetapi sebagai Juru Selamat mereka. Dalam undangan untuk melihat tempat tinggal-Nya, Yesus mengajak mereka untuk lebih dekat, untuk menyelami kehidupan-Nya. Ini adalah panggilan untuk persekutuan yang mendalam dengan-Nya. Andreas, dengan cepat berbagi pengalaman pertemuannya dengan saudaranya, menciptakan model yang mengilhami kita untuk berbagi kebahagiaan iman kita dengan orang lain.
Pemberian nama baru kepada Simon Petrus menunjukkan transformasi yang mungkin terjadi melalui pertemuan dengan Kristus. Dari seorang nelayan yang sederhana, ia diidentifikasi sebagai "batu karang" yang kokoh dalam pembentukan Gereja. Ini menunjukkan bahwa panggilan-Nya membawa transformasi dan tujuan yang lebih tinggi.
Dalam konteks yang lebih luas, Injil Yohanes 1:35-42 menggarisbawahi pentingnya kesediaan untuk merespons panggilan Kristus dengan tulus dan cepat. Andreas dan Simon Petrus menunjukkan kesiapan untuk meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus tanpa ragu-ragu. Ini menciptakan gambaran yang kuat tentang tanggapan yang dibutuhkan terhadap panggilan Kristus, yaitu kesediaan untuk meninggalkan segala sesuatu demi mengikuti-Nya.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Injil Yohanes 1:35-42 memberikan kita pandangan mendalam tentang panggilan pribadi dan transformasi yang mungkin terjadi melalui pertemuan dengan Yesus Kristus. Pertanyaan Yesus, "Apa yang kamu cari?" tetap relevan dalam kehidupan kita saat ini. Ini menjadi ajakan untuk refleksi spiritual, menggugah kita untuk menilai motivasi dan tujuan hidup kita.
Pentingnya berbagi pengalaman iman dengan orang lain juga menjadi pelajaran berharga. Andreas tidak hanya mengikuti Yesus sendiri, tetapi dengan antusias memperkenalkan saudaranya pada Yesus. Ini menegaskan bahwa panggilan Kristus tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk memberikan berkat kepada orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diundang untuk menjadi saksi Kristus, berbagi kasih dan kebenaran-Nya kepada sesama. Kabar baik yang kita miliki dalam Kristus harus disampaikan kepada orang lain melalui kata dan perbuatan. Kesediaan untuk berbagi pengalaman pribadi dengan Kristus adalah manifestasi nyata dari tanggapan terhadap panggilan-Nya.
Pemberian nama baru kepada Simon Petrus mengajarkan kita bahwa panggilan Kristus membawa perubahan yang signifikan. Melalui pertemuan dengan-Nya, kita dapat menemukan potensi yang mungkin tidak pernah kita sadari. Ini memotivasi kita untuk menghadapi panggilan-Nya dengan keberanian dan keyakinan bahwa Kristus dapat membentuk dan memakai hidup kita untuk kemuliaan-Nya.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Panggilan Kristus adalah panggilan untuk mengenal-Nya, mengikuti-Nya dengan tulus, berbagi kebahagiaan iman kita, dan siap mengalami transformasi yang membentuk. Dalam kehidupan modern yang penuh dengan tantangan, bacaan Injil ini memberikan landasan yang kokoh dan inspirasi untuk mengikuti jejak pengikut Yesus Kristus. Panggilan-Nya bukan hanya untuk masa lalu, melainkan panggilan yang relevan dan hidup bagi setiap jiwa yang terbuka dan siap menerima-Nya.
Subdit Penyuluhan Direktorat Jenderal Bimas Katolik Kemenag
No comments:
Post a Comment