Jangan terlena dalam kelengahan, jangan terikat pada kesenangan-kesenangan indria. Orang yang waspada dan rajin bersamadhi, akan memperoleh kebahagiaan sejati. (Dhammapada, Syair 27)
Meditasi merupakan sebagai salah satu sarana relaksasi untuk melepaskan beban, kecemasan, serta mengelola pikiran. Metode meditasi dengan cara mengatur posisi duduk dan juga pernapasan dipercayai ampuh, efektif, dan efisien, mengatasi permasalahan yang timbul dalam pikiran. Metode ini sudah ada pada ribuan tahun lalu.
Mulanya meditasi digunakan untuk melatih kepekaan, konsentrasi, fokus, dan memunculkan rasa kepedulian kepada sesama. Meditasi kemudian digunakan sebagai praktik relaksasi berdasarkan pengalaman para pelaku meditasi yang merasakan bahwa meditasi juga bisa digunakan sebagai cara untuk mengobati dan melepaskan beban baik jasmani maupun pikiran.
Melihat kembali sejarah meditasi yang sesungguhnya, yaitu pada masa 1.500 SM. Meditasi erat hubungannya dengan kebudayaan agama kuno di India dan Cina, seperti kepercayaan Pertapa Hutan, Hindu, Sikh, dan Buddha. Meditasi pada akhirnya berkembang dari sebuah agama dan kepercayaan, kemudian masuk ke bidang pengobatan. Meditasi menyebar ke negara Eropa dan seluruh kawasan Asia sekitar abad ke-5 dan 6 SM. Pada masing-masing wilayah, meditasi berkembang dan berakulturasi dengan kebudayan setempat. Pada masa sekarang, meditasi dipraktikkan ke dalam berbagai macam terapi, dunia kebugara, dan menjadi kelas utama dalam yoga.
Pada sekitar 1960, B. K Anand seorang peneliti dari India menyimpulkan bahwa orang yang sedang bermeditasi menggunakan 17% oksigen lebih sedikit daripada orang yang sedang sadar dan beraktivitas. Detak jantung praktisi meditasi menjadi lebih tenang dan teratur. Penelitian terhadap meditasi terus dilakukan, hingga mendapatkan kesimpulan bahwa teknik duduk diam mengatur napas dan memusatkan pikiran dalam jangka waktu tertentu dapat melepaskan beban pikiran, mengurangi kecemasan, serta membuat seseorang menjadi lebih tenang dan bahagia.
Meditasi mendorong praktisi menjadi fokus pada peningkatan kesadaran. Meditasi bukanlah upaya yang berorientasi pada hasil melainkan menitikberatkan pada proses. Apabila praktisi terlalu fokus pada hasil, dapat menimbulkan kecemasan bukan ketenangan. Seorang praktisi dapat merasakan manfaat setelah mempraktekkan meditasi secara rutin dalam jangka waktu tertentu. Praktisi dapat merasakan manfaat apabila sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan pada waktu yang sama setiap hari. Apabila praktisi sudah dapat merasakan manfaatnya, selanjutnya dapat meningkatkan frekuensi meditasi.
Berikut ini merupakan panduan untuk melakukan praktik meditasi: (1) Pilihlah waktu yang paling menurut anda sesuai; (2) Badan dalam kondisi baik/fit; (3) Mengenakan pakaian yang nyaman; (4) Tempat yang sunyi; (5) Pastikan tidak ada gangguan; (6) Duduk dengan posisi nyaman; (7) Kendurkan tubuh anda; dan (8) Mulailah dengan 15 menit pertama.
Munculkan niat kuat untuk menjadikan meditasi sebagai latihan setiap hari. Atur waktu untuk melakukan meditasi sesuai dengan kondisi masing-masing. Sebelum meditasi, lakukan beberapa gerakan pemanasan untuk melenturkan tubuh, agar rileks. Pemanasan sangat penting karena dapat mengurangi resiko otot yang tegang. Mulai dengan posisi duduk dan amati proses keluar masuk nafas tanpa mengaturnya.
Supriyono, S. Ag. (Penyuluh Agama Buddha Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah)
No comments:
Post a Comment