Salam! Dua tahun terakhir adalah masa yang tidak mudah dilalui oleh kita semua. Tepat ketika pandemi COVID-19 melanda, serangan operasi militer khusus Rusia ke Ukraina memberi dampak yang berat bagi stabilitas keamanan dan ekonomi negara-negara di dunia. Menjelang tahun 2023 yang banyak disebut sebagai tahun yang sulit, di bulan November 2022 ini Indonesia berkeluh kesah karena gempa bumi yang melanda Cianjur dan korban jiwa masih terus bertambah hingga hari ini (22/11).
Bagaimana kita menyikapi hal ini sebagai orang yang percaya? Ketika masalah seperti tidak pernah berhenti dalam kehidupan, atau seperti Yehuda pada zaman Habakuk, kita melihat kebenaran seperti tenggelam oleh kelaliman. Kita akan belajar bersama dari Firman Tuhan yang dinyatakan kepada Nabi Habakuk.
1. Seruan kepada TUHAN Allah di tengah Ketidakadilan dan Kelaliman
1:2 Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak 2, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tapi bukan Kautolong? 1:3 Mengapa Engkau mengungkap kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman. 1:4 Itulah alasannya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; Itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.
Nabi Habakuk yang melayani di zaman Yoyakim melihat betapa tertindasnya orang Yehuda, dan orang-orang benar-benar disalahkan (1:4). Komplain Yoyakim adalah ungkapan kegundahan karena sepertinya Tuhan tidak menanggapi. Ketika kita berjuang dan tertindas, adalah tidak salah kita berdoa dan membawa keberatan kita kepada-Nya, selain syukur dan penyembahan dihaturkan dalam doa.
2. Percayalah Pada Perbuatan-Nya!
2:4 Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak langsung hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup dengan percayanya. 2:5 Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tapi dia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang.
TUHAN Allah menjawab Habakuk dengan suatu kebenaran dan kepastian yang akan berlaku selamanya. Yaitu orang benar akan hidup oleh percayanya, dan orang sombong akan mengalami kemalangannya sendiri dan tidak pernah puas. Perhatikan baik-baik “Orang benar-benar akan hidup oleh…. situasi? Yang terlihat? Yang didengar?” Bukan! Tapi oleh percayanya, oleh imannya. Iman berarti lebih percaya pada penglihatan dan perasaan, tetapi kepada TUHAN Allah dan karakter-Nya yang akan menggenapi janji-Nya, walau tidak terlihat!
3. Berharap dan Bersukacitalah karena Iman atas Perbuatan-Nya
3:2 TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun 2 , nyatakan lah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang!
Nabi Habakuk berdoa dengan penuh pengharapan agar TUHAN menyatakan perbuatan-Nya. Dia berdoa agar orang-orang bisa melihat perbuatan-NYA dalam sejarah kehidupan manusia, dan kiranya kasih sayang-Nya juga melimpah ketika keadilan murka-Nya bekerja.
3:17 Kuntul pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, 3:18 namun saya akan bersorak- sorak di dalam TUHAN beri-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Oleh karena iman percaya dan penuh harap kepada TUHAN, yang pasti akan menunjukkan pekerjaan-Nya, maka kita seharusnya sudah bingung. Keadaan mungkin sedang tidak baik, masalah pasti akan datang, manusia mengecewakan tapi di situ lah kita belajar percaya dan justru karena keselamatan yang diberikan Allah pada umat-Nya.
Umat Kristen yang percaya dalam nama Tuhan Yesus Kristus, mari kita terus berharap dalam situasi apapun, percaya kepada-Nya. Kiranya dalam keluarga dan pelayanan, kita justru makin percaya akan pekerjaan-Nya, entah baik tidak baik keadaan yang akan datang karena “Orang benar hidup oleh percayanya”. AMIN!
Pdt. Daniel Trihandarkha, S.Sos., M.Th. (Ketua Umum Gereja Jemaat Kristus Indonesia/GJKI)
No comments:
Post a Comment