JAKARTA.BM- Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M. mengatakan, penangkapan terduga teroris berinisial N (39) di Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (18/7/2019) lalu, cukup memberikan titik terang bagi tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri tentang aliran dana dan aktivitas jaringan terorisme di Indonesia dan luar negeri, Rabu (24/07/19).
Brigjen Pol. Dedi Prasetyo menyebut, terungkapnya aliran dana internasional untuk mendanai aksi terorisme di Indonesia berawal dari penangkapan terduga teroris yang memiliki inisial N di Padang, Sumatera Barat, Kamis (18/7/2019) lalu.
“Dari N, diketahui bahwa ia mendapatkan dana dari salah satu elite kelompok JAD Indonesia yang berinisial S alias Daniel alias Chaniago”, jelas Karo Penmas Divhumas Polri.
Mantan Wakapolda Kalteng itu menuturkan, S sendiri sudah dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang dan saat ini terdeteksi berada di Khurasan, Afghanistan bersama kombatan ISIS.
Tercatat, sebanyak 12 orang dari lima negara mengirimkan dana ke S. Seluruh pengirim itu juga diduga terafiliasi dengan ISIS di negaranya masing-masing. Pada rentang waktu Maret 2016 hingga September 2017, S menerima total dana sebesar Rp 413,17 juta.
Sementara ini, polisi mendeteksi aliran dana tersebut berasal dari lima negara, yakni Trinidad dan Tobago, Maladewa, Jerman, Venezuela dan Malaysia.
Mantan Kapolres Lumajang itu melanjutkan, tim Densus 88 Antiteror Polri masih mengejar terduga teroris bernama julukan Abu Saedah. Abu lah yang menjadi perantara penyaluran dana kepada N untuk kebutuhan perakitan bom.
“Nanti kalau Abu Saedah ketangkap, maka akan didapat lagi keterangan dari dia soal jaringan-jaringan di bawahnya. Kalau sudah ketangkap semua akan terurai,” tegas Jenderal Bintang Satu tersebut.
# HK | Humaspolri
No comments:
Post a Comment