Breaking

"BAHAYA MASIH MENGANCAM"
"JANGAN KENDOR! TETAP JALANKAN PROTOKOL KESEHATAN"

Sunday, February 19, 2023

Mimbar; Kasih yang Sempurna



Saudara Saudari yang terkasih dalam Kristus. Angka kriminalitas di Indonesia pada tahun 2022 naik 7,3 persen dari tahun sebelumnya. Jika direrata, ada 31,6 tindak kejahatan setiap jamnya. Sementara, penyelesaian perkara mengalami penurunan. Kapolri Listyo Sigit Prabowo merinci tingkat kejahatan meningkat 18.764 kasus menjadi 276.507 kasus dari sebelumnya 257.743 kasus pada tahun 2021.

Kejahatan pasti selalu ada di sekitar kita, di mana pun kita berada. Tindak kejahatan nyatanya tidak hanya terjadi di tempat umum, namun dapat terjadi juga di lingkungan pekerjaan, bahkan di rumah kita sendiri. Orang yang melakukan kejahatan pasti mempunyai alasan tersendiri.

Berbagai motif yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang terjerumus dalam tindak kejahatan, antara lain: iri hati, sakit hati, tidak punya uang, utang-piutang, obsesi pribadi, dan lain sebagainya.

Bagaimana kita menyikapi kasus-kasus kejahatan yang marak terjadi di sekitar kita? Bagaimana kalau pribadi kita sendiri yang menjadi korban kejahatan? Bagaimana Yesus mengajarkan umat-Nya terhadap orang-orang yang berbuat jahat?

Bacaan Injil Matius 5:38-48, Yesus mengejutkan orang banyak dengan berkata “Kamu telah mendengar firman, mata ganti mata, gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu...” (ayat 38-42).

Nas Kitab Suci ini bukanlah pernyataan untuk mendukung tindakan balas dendam, seperti ditafsirkan secara populer. Tujuan utamanya adalah untuk menghentikan konflik yang terjadi. Lebih lanjut, Yesus mengingatkan kepada kita dalam pengajaran-Nya, supaya tidak sekadar menghindari balas dendam yang tak berkesudahan, melainkan untuk mengampuni. Pengampunan akan terjadi jika di dalam diri seseorang ada kasih Tuhan.

Pengampunan adalah buah dari kasih yang sejati. Pengampunan dan kasih adalah keutamaan Kristiani yang kita timba dari Tuhan Yesus sumber kasih sejati.

Saudara Saudari yang terkasih dalam Kristus. Perkataan Yesus selanjutnya, “Kamu telah mendengar firman: kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu...” (ayat 43-47).

Jika seseorang mengasihi kepada orang lain yang telah mengasihinya adalah hal yang biasa. Apalagi hal membenci musuh atau orang yang berbuat jahat kepada kita, adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan.  Sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh semua orang pada umumnya perihal mengasihi orang yang mengasihi kita atau membenci orang yang memusuhi kita.

Tuhan Yesus menghendaki supaya kita sebagai murid-murid-Nya mampu mengasihi musuh dan berdoa bagi orang yang telah menganiaya atau mencelakakan kita. Jika kita hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri mustahil dapat melakukannya. Akan tetapi bila kita menyatukan diri dalam kasih Tuhan Yesus, niscaya kita dimampukan untuk berbuat demikian.

Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita murid-muridNya agar mengasihi siapa pun juga tanpa terkecuali, bahkan harus mengasihi musuh, mengasihi orang yang membenci kita, mengasihi orang yang berbuat jahat kepada kita. Yesus Kristus Tuhan dan penebus umat manusia telah memberi teladan bagi kita dengan pengorbanan-Nya di kayu salib.

Melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya, Yesus Kristus telah mengasihi dan menebus dosa manusia secara universal. Inilah kasih yang sempurna, kasih yang rela berkorban, tanpa mengharap balasan apa pun. Yesus memanggil kita kepada kasih yang sempurna, seperti disabdakan-Nya, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (ayat 48), yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (ayat 45).

Saudara Saudari yang terkasih dalam Kristus. Bagaimanakah dengan kehidupanku? Apakah aku pribadi sebagai murid-murid Yesus Kristus sudah menyatukan diriku dengan-Nya? Apakah kehidupanku sudah mengarah kepada kasih yang sempurna?

Bapa di Sorga, aku bersyukur atas teladan kasih yang sempurna yang terwujud dalam pribadi Yesus Kristus Putera-Mu. Ampunilah aku, kalau selama ini kehidupanku masih jauh dari kasih-Mu. Kami mohon buatlah hatiku selembut hati Yesus Yang Maha Kudus, dan terbuka untuk mewujudkan kasih yang sempurna dalam kehidupan kami sehari-hari.

Listyaningsih (Analis Pengelolaan Keuangan APBN Ahli Madya)

Baca Juga

No comments:

Post a Comment

" Klik! Informasi yang Anda Butuhkan "



"Prakiraan Cuaca Jumat 29 Maret 2024"




"BOFET HARAPAN PERI"

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS