1234 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Injil Matius 25:1-13 bercerita tentang lima gadis yang bodoh dan lima gadis yang bijaksana.
Diceritakan dalam sebuah perjamuan perkawinan, para gadis menunggu mempelai pria datang. Lima gadis bijak telah mempersiapkan pelitanya dengan sangat baik, pelita yang terisi penuh serta cadangan minyak yang diisi dalam buli-buli minyaknya. Berbeda dengan itu, lima gadis bodoh yang tidak mempersiapkan apapun dalam buli-buli minyaknya, alias kosong.
Saya memberikan judul dari bacaan ini adalah ‘Waspada’. Waspada dalam KBBI memiliki arti berhati-hati dan berjaga-jaga serta bersiap siaga. Dengan waspada tentunya ada sesuatu yang perlu kita miliki dan persiapkan. Maka dibutuhkan suatu kesiapan dan perencanaan yang matang untuk mengantisipasi segala sesuatunya yang akan dihadapi.
Apa yang Yesus inginkan dari bacaan ini: Yesus menegaskan pentingnya waspada. Yesus begitu tegas ketika berbicara tentang bagaimana kita harus bijaksana menggunakan potensi-potensi bawaan ini, secara baik dan bertanggung jawab. Bagi Yesus, waspada dapat meminimalisir akibat terburuk suatu kejadian.
Dengan perumpamaan tentang 5 gadis bijak dan 5 gadis bodoh, Yesus menggambarkan bahwa dalam upaya menghargai hidup ini, ada dua tipe manusia; tipe yang pertama adalah tipe bijaksana, yaitu dia yang sungguh menggunakan hidup ini dengan berjuang belajar terus-menerus agar menjadi orang yang bermutu dan berguna. Tipe yang kedua adalah tipe bodoh, yakni dia yang tidak menghargai hidupnya dengan tidak belajar untuk membuat hidup berarti dan berguna bagi sesama dan Tuhan.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Bagaimana dalam lingkup kerja kita? Waspada berarti kita harus memiliki perencanaan kerja, perencanaan program, yang matang. Kematangan diukur dari bagaimana kemampuan kita mempersiapkan suatu pekerjaan kita dengan sangat terukur, dengan ketepatan mencapai 99% dari sasaran yang akan dicapai.
Waspada dalam perencanaan kita akan menghasilkan kebijaksanaan kita sebagai manusia cerdas. Sehingga tidak ada kata tidak siap, belum membuat, bahkan tidak berbuat apapun sama sekali. Bagaimana dalam situasi politik saat ini, kemampuan membaca dan menimbang mengajarkan akan kewaspadaan untuk tidak terseret dalam arus kancah politik yang tidak kita pahami.
Senantiasalah mengasah daya timbang untuk menjadikan kita semakin bijaksana dalam memutuskan dan mengambil sebuah keputusan. Bagaimana waspada dipasangkan dalam diri kita sendiri.
Waspada membuat kita bersikap bijaksana mampu menentukan arah dan keputusan kita dalam berproses di lingkup kita berada. Waspada mengajarkan kita tanggap, jeli, dan cerdas dalam menghadapi kehidupan kita masing-masing di dunia ini.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Akhirnya Yesus menekankan bahwa waspada melahirkan sikap bijaksana menjadi satu unsur penting dalam segala hal yang selalu dimulai dengan kata dan perbuatan. Sikap yang bijaksana membutuhkan kecermatan berpikir dan kemampuan untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan terjadi. Tanpa kewaspadaan diri, justru akan membahayakan diri sendiri. Semoga kita menjadi lima gadis yang bijak, dalam perziarahan kita di dunia ini. Amin.
Hugo Rizal Wisnugroho (Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kemenag Papua Barat)
No comments:
Post a Comment