Breaking

"BAHAYA MASIH MENGANCAM"
"JANGAN KENDOR! TETAP JALANKAN PROTOKOL KESEHATAN"

Sunday, April 16, 2023

Mimbar; Beriman Total Kepada Yesus Yang Bangkit


Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pada hari Minggu Kerahiman Ilahi ini kita hendak merenungkan bagaimana proses beriman para murid yang mengalami perubahan kondisi psikologis dan batin para murid dari kesedihan yang melahirkan ketakutan menjadi penuh kedamaian. Mereka sungguh bergembira dan bersukacita ketika melihat Tuhan.

Kegembiraan mereka semakin sempurna tatkala Yesus menyampaikan SALAM DAMAI serta perintah untuk mewartakan Kabar Gembira Paskah ini kepada semua orang. Misi ini akan disertai dan dikuatkan oleh Roh-Nya sendiri (Yoh. 20:21-22).

Warta kebangkitan ini tampaknya segera dilaksanakan oleh para murid. Pertama-tama, warta itu mereka ceritakan kepada Thomas yang tidak ada pada peristiwa penampakan Yesus tersebut.

Murid-murid yang lain itu berkata kepada Thomas: "Kami telah melihat Tuhan!". Thomas adalah seorang murid yang realistis. Dia tidak begitu gampang terjerat oleh sebuah berita yang sensasional. Karenanya, Thomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya” (Yoh. 20:25).

Reaksi kritis Thomas atas peristiwa kebangkitan Tuhan, tampaknya bukan hanya ditujukan kepada para murid, tetapi lebih jauh lagi, Thomas mau “menantang” Tuhan Yesus agar Dia memberikan bukti faktual atas kebangkitan-Nya. Delapan hari kemudian, Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Thomas bersama-sama dengan mereka.

Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Dia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!". Kemudian Yesus berkata kepada Thomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah”.

Thomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!". Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya" (Yoh. 20:26-29).

Kini hati Thomas benar-benar telah terbuka akan kebangkitan Tuhan. Baginya, peristiwa kebangkitan Tuhan bukan lagi sebuah dongeng dari para murid sebagai ekspresi penghiburan atas rasa frustrasi dan kekecewaan akan Yesus yang pernah berkarya di tengah-tengah mereka, kemudian menderita dan wafat.

Bagi Thomas, kebangkitan Tuhan adalah sebuah fakta iman yang absolut, tanpa rekayasa, dan tidak memerlukan diskusi lagi. Karenanya, kebangkitan ini harus diwartakan kepada semua orang, agar semua ujung bumi mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. "Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya". Melalui pernyataan ini, Yohanes mengundang kita untuk berani percaya dan menerima Tuhan Yesus serta kebangkitan-Nya secara total. Walaupun kebangkitan itu tidak dapat dijelaskan dengan metode ilmiah manapun, namun kita dapat melihat pengaruhnya pada murid-murid Yesus, jemaat perdana, dan Gereja sepanjang zaman. Kebangkitan Yesus Kristus telah memengaruhi kita yang mengimani-Nya saat ini, meskipun kita tidak pernah mengalaminya secara fisik.

Warta Injil hari ini juga mengajak kita untuk berefleksi, apakah dampak kebangkitan Tuhan Yesus Kristus signifikan dalam mengubah pola hidup kita yang selama ini telah cukup jauh meninggalkan Dia? Adakah kebangkitan Kristus benar-benar kita nikmati sebagai suatu peristiwa yang berpengaruh dalam menambah deposito iman kita, sehingga akhirnya, kita berani menyerah pasrah dan melulu beriman total pada Dia yang bangkit? Atau, lebih tragis lagi, apakah muatan iman kita akan penuh dan sempurna manakala dapat dibuktikan dan dijelaskan secara ilmiah sehingga dapat diterima dengan akal sehat?

Di tengah ketakutan, kecemasan, ketertutupan, dan kegelisahan hidup seperti yang dialami para murid, Yesus datang membawa damai sejahtera. Hidup penuh harapan adalah harapan kita semua. Memiliki segala hal tapi hidup dalam ketakutan dan kecemasan tanpa damai, tetaplah tidak membahagiakan. Maka Yesus yang bangkit menganugerahkan damai sejahtera bagi kita.

Iman akan kebangkitan Kristus mesti merangkul kita agar menjadi orang kristiani yang semakin spiritual, mampu mendarahdagingkan Sabda Allah dan memberi ruang kebebasan bagi Tuhan untuk bersemayam di dalam hati dan jiwa kita. Inilah makna dari hembusan Roh Allah yang telah dicurahkan oleh Yesus kepada para murid (Yoh. 20:22).

Hendaknya praksis iman kita tidak seperti Thomas yang menuntut bukti, karena iman tidak melulu bukti, melainkan internalisasi dan penghayatan yang berbuah pada penyerahan diri secara total kepada kehendak Allah. Mari kita tetap beriman meskipun tidak melihat.

Baron Ferryson Pandiangan (Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kemenag Aceh)

Baca Juga

No comments:

Post a Comment

" Klik! Informasi yang Anda Butuhkan "



"Prakiraan Cuaca Jumat 29 Maret 2024"




"BOFET HARAPAN PERI"

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS