Breaking

"BAHAYA MASIH MENGANCAM"
"JANGAN KENDOR! TETAP JALANKAN PROTOKOL KESEHATAN"

Thursday, February 23, 2023

Mimbar; Bersihkan Diri dari Sampah Batin



Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap 21 Februari. Hari Peduli Sampah Nasional ditetapkan dalam rangka mewujudkan serta meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap masalah sampah. 

Mengutip data dari The Economics Intelligence Unit, saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai produsen sampah terbanyak di dunia, berada satu peringkat di bawah China. Hal ini perlu menjadi perhatian utama demi keberlangsungan lingkungan dan hidup kita. Gaya hidup konsumerisme merupakan faktor utama tak terkendalinya produksi sampah. 

Bagaimana jika sampah terus terproduksi dan tidak dikelola dengan baik? Itu tentu akan menimbukan banyak sekali masalah. Dampak sampah yang tidak dikelola dengan baik misalnya, merusak pemandangan, polusi udara, menimbulkan banjir mulai dari level rendah hingga tinggi, mendatangkan berbagai macam penyakit dan dapat mencemari lingkungan.

Lingkungan merupakan suatu hal yang paling terdampak dengan adanya pembuangan sampah secara sembarangan. Dampak yang sering terjadi salah satunya adalah banjir, karena adanya penyumbatan di area aliran air. Banjir yang baru terjadi misalnya di kota Solo, Provinsi Jawa Tengah pada 16 Februari 2023. Tanggul yang jebol terjadi akibat tingginya tingkat gelombang air yang ditimbulkan dari endapan sampah yang menyumbat saluran pembuangan air. 

Berdasarkan berita yang dimuat Solo Pos, sebanyak 21.836 jiwa menjadi korban banjir. Korban mengalami luka, sakit, hingga kerusakan dan kehilangan materi. Hal ini menjadi rentetan sebab akibat yang terus akan terjadi jika kita tidak berusaha untuk menjaga lingkungan dengan baik. Kerja sama dari pemerintah dan semua pihak diperlukan untuk menjaga kebersihan, demi keberlangsungan lingkungan dan kehidupan manusia hingga semua makhluk. 

Hal yang tidak kalah pentingnya dari kebersihan lingkungan adalah kebersihan batin kita. Batin yang kotor akan menimbulkan banyak masalah, yang akan membawa banjir penderitaan dalam kehidupan ini, dan bahkan akan menyeret ke dalam penderitaan di kehidupan yang akan datang. Sampah batin yang dimaksud adalah Lobba, Dosa, dan Moha yang menjadi sumber dari penderitaan. Ketiga akar penderitaan ini merupakan sumber semua masalah dalam kehidupan kita, baik itu peselisihan hingga peperangan di dunia yang terjadi saat ini.

Lobha atau keserakahan akan membuat orang ingin menguasai segala sesuatu, termasuk yang bukan miliknya. Orang tidak akan memikirkan kerugian yang diderita oleh pihak lain, karena dikuasai oleh sifat serakah ini. Seseorang juga tidak mempunyai akal sehat untuk mempertimbangkan mana perbuatan baik dan buruk. Perbuatan buruk pun akan tetap dilakukan oleh orang-orang yang serakah.

Dosa atau kebencian membuat seseorang mudah marah. Orang yang diliputi kebencian akan menolak semua yang tidak disukai tanpa mempertimbangkan aspek-aspek lain. Orang yang diliputi kebencian tidak peduli dengan kesakitan atau kesedihan yang dirasakan oleh orang lain. 

Moha atau kebodohan batin bukan berarti tidak bisa berhitung atau tidak menguasai ilmu pengetahuan. Kebodohan batin di sini adalah ketidakmampuan seseorang untuk membedakan hal yang baik dan buruk, mana yang boleh dilakukan atau tidak, mana yang bermanfaat dan mana yang sia-sia, serta mana yang patut dan tidak patut. Orang yang bodoh tidak bisa mempertimbangkan dampak dari perbuatannya. 

Berbagai kejahatan muncul akibat sampah batin yang ada dalam diri seseorang. Buddha bersabda: “Na hi verena verāni. Sammantīdha kudācanaṁ. Averena ca sammanti. Esa dhammo sanantano” 

“Kebencian tidak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian. Kebencian baru akan berakhir bila dibalas dengan cinta kasih. Inilah satu hukum abadi.” (Dhammapada-Yamaka Vagga, 1:5)

Sang Buddha telah mengajarkan kita untuk mengembangkan cinta kasih, memiliki malu berbuat jahat, dan takut pada akibat perbuatan jahat. Apabila setiap orang memiliki cinta kasih serta malu dan takut berbuat jahat, maka tak seorang pun yang akan melakukan kejahatan. Setiap orang juga akan malu dan takut untuk membuang sampah sembarangan. Ia akan menjaga kebersihan karena memiliki cinta kasih dan kepedulian kepada lingkungan dan makhluk lain, serta anak cucunya. Dengan demikian hidup akan menjadi lebih indah, bersih dan damai. Itulah mengapa Buddha menyebut malu dan takut sebagai pelindung dunia (Lokapaladhamma). 

Pujiyatno, S.Ag (Penyuluh Agama Buddha PNS Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara)

Baca Juga

No comments:

Post a Comment

" Klik! Informasi yang Anda Butuhkan "



"Prakiraan Cuaca Kamis 18 April 2024"




"BOFET HARAPAN PERI"

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS