Breaking

"BAHAYA MASIH MENGANCAM"
"JANGAN KENDOR! TETAP JALANKAN PROTOKOL KESEHATAN"

Monday, May 4, 2020

BPS Sumbar: April 2020, Padang Deflasi 0,47 persen dan Bukittinggi Inflasi 0,06 persen

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Ir. Pitono, MAP saat konpers melalui Daring dari kantor BPS Sumatera Barat (Sumbar) Jl. Khatib Sulaiman No. 48, Kota Padang, Senin Siang (04/05).
Padang(SUMBAR).BM- "April 2020 Kota Padang mengalami deflasi sebesar 0,47 persen dan Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,06 persen, ditingkat nasional juga mengalami inflasi 0,08 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Ir. Pitono, MAP melalui daring dari kantor BPS Sumatera Barat (Sumbar) Jl. Khatib Sulaiman No. 48, Kota Padang, Senin Siang (04/05).

Inflasi tahun kalender, lanjut Pitono, "Kota Padang deflasi 0,14 persen dan laju inflasi Kota Bukittinggi sebesar 0,83 persen, sedangkan Nasional inflasi 0,84 persen.

Untuk inflasi dari tahun ke tahun Kota Padang 1,32 persen, Bukittinggi 2,48 persen, sedangkan nasional 2,67 persen.

"Dari 24 kota IHK di Sumatera, sebanyak 20 kota mengalami inflasi dan 4 (empat) kota mengalami deflasi,' ungkap Pitono.

Lebih lanjut, Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tembilahan sebesar 0,43 persen dan terendah terjadi di Kota Padangsidimpuan sebesar 0,04 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,92 persen dan terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 0,08 persen.

"Kota Padang menduduki urutan ke 5 (lima) dari semua kota deflasi di Sumatera dan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke 3 (tiga) dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera. Secara nasional Kota Padang menduduki urutan ke 7 (tujuh) dari semua kota yang mengalami deflasi di Indonesia dan Kota Bukittinggi urutan ke 33 (tiga puluh tiga) dari semua kota yang mengalami inflasi di Indonesia," terang Pitono.

Deflasi di Kota Padang, sambung Pitono, terjadi karena adanya penurunan harga pada 4 (empat) kelompok pengeluaran yakni: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,47 persen; kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,17 persen; kelompok transportasi sebesar 1,07 persen; dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen. Sedangkan 3 (tiga) kelompok yang mengalami inflasi antara lain kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,54 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar sebesar 0,01 persen. Sementara itu, kelompok kesehatan; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; kelompok pendidikan; dan kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan.

"Sedangkan di Kota Bukittinggi, inflasi terjadi pada 7 (tujuh) kelompok pengeluaran yakni: kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,58 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,00 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga sebesar 0,27 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,14 persen; kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 0,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar sebesar 0,03 persen; dan kelompok transportasi sebesar 0,01 persen," papar Pitono.

"Sedangkan kelompok yang  mengalami  deflasi  adalah  kelompok  informasi,  komunikasi,  dan  jasa  keuangan  sebesar 1,34 persen dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,02 persen. Sementara itu, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan," inbuhnya.

Andil Kelompok Pengeluaran pada Inflasi atau Deflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi, Pitono menjelaskan, Deflasi di Kota Padang bulan April 2020 disebabkan adanya andil/sumbangan deflasi pada 4 (empat) kelompok pengeluaran diantaranya: kel. makanan, minuman dan tembakau sebesar -0,34 persen; kel. transportasi sebesar -0,16 persen; kel. informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,08 persen; dan kel. pakaian dan alas kaki mendekati -0,00  persen. Sementara  itu, kelompok yang memberikan andil inflasi adalah kel. perawatan pribadi, dan jasa lainnya sebesar 0,09 persen; kel. perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga sebesar 0,01 persen; dan kel. perumahan, air, listrik, dan bahan bakar mendekati 0,00 persen. Sedangkan kelompok yang lain memberikan andil sebesar 0,00 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi pada bulan April 2020, sebanyak 7 (tujuh) dari 11 (sebelas) kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi yaitu: kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,08 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen; kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga; dan kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran yang masing-masing sebesar 0,01 persen; serta kelompok transportasi mendekati 0,00 persen," jelasnya.

"Sedangkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil deflasi sebesar -0,01 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan andil deflasi sebesar -0,06 persen. Sementara itu, kelompok lain memberikan andil sebesar 0,00 persen," pungkasnya.

Baca selengkapnya format pdf 

Baca Juga


# Gan

No comments:

Post a Comment

" Klik! Informasi yang Anda Butuhkan "



"Prakiraan Cuaca Kamis 27 Februari 2025"




"BOFET HARAPAN PERI"

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS