Surabaya.BM– Direktur Diplomasi Publik (Diplik) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Al Busyra Basnur menyampaikan Press Conference pagelaran Indonesia Channel 2017 sebagai penutup program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia di kota Surabaya, Selasa (15/8). Konperensi pers di kantor Humas Pemerintah Kota Surabaya juga menghadirkan enam wakil peserta penerima BSBI dan Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya Widodo Suryantoro.
Keenam wakil peserta BSBI, Kenneth Guvil, Papua Nugini; Andrei Zapsa, Moldova; Romain de Ferron, Perancis; Lazzat Jumateava, Uzbekistan; Amdie Wirjoredjo, Suriname; Lucille Hendricks, Afrika Selatan ikut menyampaikan perkenalan diri, pengalaman dan perasaan mereka mengikuti program BSBI kepada insan pers kota Surabaya. Lima orang peserta masing-masing dengan pakaian tradisional Indonesia mencerminkan dimana mereka dititipkan di sanggar-sanggar seni selama belajar seni, budaya dan bahasa di lima daerah di Indonesia.
Menurut rencana Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi bersama Walikota Surabaya, Tri Rismaharini secara resmi akan membuka pagelaran "Indonesia Channel (Inchan) 2017" pada Jumat malam, (18/8) di Empire Palace Building, Surabaya. Inchan adalah pagelaran atau pementasan seni dan budaya Nusantara secara kolosal oleh 58 peserta Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dari 45 negara.
Pagelaran Indonesia Channel 2017 ini menjadi ajang unjuk kebolehan dan apresiasi bagi para peserta BSBI menampilkan hasil karya pelatihan seni dan budaya yang telah diikuti selama tiga bulan di Indonesia. Peserta BSBI sebagai friends of Indonesia diharapkan dapat mempelajari dan menyerap program pelatihan sebaik-baiknya dan tampil dengan kolaborasi apik pada Indonesia Channel. Penampilan peserta dalam Inchan menjadi penutup dari program BSBI yang telah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.
Program BSBI 2017 telah dimulai pada tanggal 10 Mei 2017 dan ditutup dengan pertunjukan Indonesia Channel pada tanggal 18 Agustus 2017 di Surabaya. Tema yang diangkat pada BSBI 2017 adalah "Celebrating Diversity, Harnessing Harmony".
Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) merupakan kegiatan Kemenlu RI yang telah dilaksanakan selama 15 (lima belas) tahun sejak tahun 2003. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan para generasi muda negara-negara sahabat dengan berbagai ragam identitas dan kepribadian bangsa Indonesia yang khas seperti sikap menghargai keberagaman/kebhinekaan, kekeluargaan, kesantunan, toleransi, dan keterbukaan.
"Indonesia Channel bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para peserta (BSBI), bahwa apa yang telah mereka pelajari selama tiga bulan di sanggar-sanggar dan perguruan tinggi bisa mereka perlihatkan kepada publik Indonesia dengan baik pula," ungkap Direktur Diplik.
Pelaksanaan program BSBI sejak 2003 telah menghasilkan 778 alumni dari 69 negara yang menjadi friends of Indonesia dan juga membantu promosi Indonesia di negara asal peserta. Para peserta BSBI setelah pulang kembali ke negaranya diharapkan dapat memperkenalkan dan promosi seni budaya Indonesia kepada publik setempat.
Indonesia memiliki Soft Power Diplomacy yang kaya berupa seni, budaya, dan bahasa yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional bangsa. Tujuan program BSBI adalah memanfaatkan Soft Power Diplomacy berupa people to people contact untuk meningkatkan, mempererat dan memperkuat persahabatan melalui seni dan budaya. Dengan program ini Indonesia dapat lebih memperbanyak dan memperkuat sahabat Indonesia di luar negeri dan tentunya promosi Indonesia.
"Kita mengharapkan peserta BSBI tidak hanya menambah friends of Indonesia, tetapi juga bisa memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia di negara mereka masing-masing. Baik secara sendiri-sendiri maupun bekerjasama dengan Perwakilan RI di luar negeri," kata Al Busyra Basnur lebih lanjut.
Hadir juga nanti sebagai tamu undangan dalam acara sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri dan Pemerintah Kota Surabaya, Duta Besar negara sahabat penerima Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI), universitas/perguruan tinggi serta sanggar dan rumah budaya. "Inchan terbuka bagi masyarakat Surabaya dan tidak dipungut biaya, silahkan hadir" katanya kepada para jurnalis peliput.
Diharapkan undangan yang sebagian besar disebarkan kepada pemuda, pelajar dan mahasiswa dari universitas dan perguruan tinggi di Surabaya kedepannya akan lebih menggugah kecintaan terhadap seni budaya bangsa seperti yang akan ditampilkan oleh friends of Indonesia.
Menutup jumpa pers, Direktur Diplik menyampaikan bahwa BSBI akan menambah jumlah friends of Indonesia, promosi Indonesia di negara asal peserta, dan kecintaan publik generasi muda akan seni dan budaya Nusantara.
"Yang pertama mereka itu mempelajari (seni budaya Indonesia) karena mereka senang dan akan menambah jumlah friends of Indonesia. Yang kedua, kita mengharapkan setelah kembali ke negara masing-masing mereka dapat membantu mempromosikan Indonesia baik secara individu dan bekerjasama dengan KBRI atau KJRI. Yang ketiga untuk memberikan motivasi kepada para pemuda Indonesia untuk bisa lebih aktif mempelajari dan mencintai seni dan budaya bangsa Indonesia," pungkasnya menutup wawancara dengan jurnalis Surabaya.
Pada tahun 2017, Kemenlu bermitra dengan lima mitra seni budaya, yakni: Studio Tydif, Surabaya (Jawa); Sanggar Semarandana, Denpasar (Bali); Rumah Budaya Rumata', Makassar (Sulawesi); Universitas Pembangunan Nasional (UPN) 'Veteran', Yogyakarta (Jawa); dan Sanggar Sofiyani, Padang (Sumatera).
Keenam wakil peserta BSBI, Kenneth Guvil, Papua Nugini; Andrei Zapsa, Moldova; Romain de Ferron, Perancis; Lazzat Jumateava, Uzbekistan; Amdie Wirjoredjo, Suriname; Lucille Hendricks, Afrika Selatan ikut menyampaikan perkenalan diri, pengalaman dan perasaan mereka mengikuti program BSBI kepada insan pers kota Surabaya. Lima orang peserta masing-masing dengan pakaian tradisional Indonesia mencerminkan dimana mereka dititipkan di sanggar-sanggar seni selama belajar seni, budaya dan bahasa di lima daerah di Indonesia.
Menurut rencana Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi bersama Walikota Surabaya, Tri Rismaharini secara resmi akan membuka pagelaran "Indonesia Channel (Inchan) 2017" pada Jumat malam, (18/8) di Empire Palace Building, Surabaya. Inchan adalah pagelaran atau pementasan seni dan budaya Nusantara secara kolosal oleh 58 peserta Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dari 45 negara.
Pagelaran Indonesia Channel 2017 ini menjadi ajang unjuk kebolehan dan apresiasi bagi para peserta BSBI menampilkan hasil karya pelatihan seni dan budaya yang telah diikuti selama tiga bulan di Indonesia. Peserta BSBI sebagai friends of Indonesia diharapkan dapat mempelajari dan menyerap program pelatihan sebaik-baiknya dan tampil dengan kolaborasi apik pada Indonesia Channel. Penampilan peserta dalam Inchan menjadi penutup dari program BSBI yang telah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.
Program BSBI 2017 telah dimulai pada tanggal 10 Mei 2017 dan ditutup dengan pertunjukan Indonesia Channel pada tanggal 18 Agustus 2017 di Surabaya. Tema yang diangkat pada BSBI 2017 adalah "Celebrating Diversity, Harnessing Harmony".
Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) merupakan kegiatan Kemenlu RI yang telah dilaksanakan selama 15 (lima belas) tahun sejak tahun 2003. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan para generasi muda negara-negara sahabat dengan berbagai ragam identitas dan kepribadian bangsa Indonesia yang khas seperti sikap menghargai keberagaman/kebhinekaan, kekeluargaan, kesantunan, toleransi, dan keterbukaan.
"Indonesia Channel bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para peserta (BSBI), bahwa apa yang telah mereka pelajari selama tiga bulan di sanggar-sanggar dan perguruan tinggi bisa mereka perlihatkan kepada publik Indonesia dengan baik pula," ungkap Direktur Diplik.
Pelaksanaan program BSBI sejak 2003 telah menghasilkan 778 alumni dari 69 negara yang menjadi friends of Indonesia dan juga membantu promosi Indonesia di negara asal peserta. Para peserta BSBI setelah pulang kembali ke negaranya diharapkan dapat memperkenalkan dan promosi seni budaya Indonesia kepada publik setempat.
Indonesia memiliki Soft Power Diplomacy yang kaya berupa seni, budaya, dan bahasa yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional bangsa. Tujuan program BSBI adalah memanfaatkan Soft Power Diplomacy berupa people to people contact untuk meningkatkan, mempererat dan memperkuat persahabatan melalui seni dan budaya. Dengan program ini Indonesia dapat lebih memperbanyak dan memperkuat sahabat Indonesia di luar negeri dan tentunya promosi Indonesia.
"Kita mengharapkan peserta BSBI tidak hanya menambah friends of Indonesia, tetapi juga bisa memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia di negara mereka masing-masing. Baik secara sendiri-sendiri maupun bekerjasama dengan Perwakilan RI di luar negeri," kata Al Busyra Basnur lebih lanjut.
Hadir juga nanti sebagai tamu undangan dalam acara sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri dan Pemerintah Kota Surabaya, Duta Besar negara sahabat penerima Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI), universitas/perguruan tinggi serta sanggar dan rumah budaya. "Inchan terbuka bagi masyarakat Surabaya dan tidak dipungut biaya, silahkan hadir" katanya kepada para jurnalis peliput.
Diharapkan undangan yang sebagian besar disebarkan kepada pemuda, pelajar dan mahasiswa dari universitas dan perguruan tinggi di Surabaya kedepannya akan lebih menggugah kecintaan terhadap seni budaya bangsa seperti yang akan ditampilkan oleh friends of Indonesia.
Menutup jumpa pers, Direktur Diplik menyampaikan bahwa BSBI akan menambah jumlah friends of Indonesia, promosi Indonesia di negara asal peserta, dan kecintaan publik generasi muda akan seni dan budaya Nusantara.
"Yang pertama mereka itu mempelajari (seni budaya Indonesia) karena mereka senang dan akan menambah jumlah friends of Indonesia. Yang kedua, kita mengharapkan setelah kembali ke negara masing-masing mereka dapat membantu mempromosikan Indonesia baik secara individu dan bekerjasama dengan KBRI atau KJRI. Yang ketiga untuk memberikan motivasi kepada para pemuda Indonesia untuk bisa lebih aktif mempelajari dan mencintai seni dan budaya bangsa Indonesia," pungkasnya menutup wawancara dengan jurnalis Surabaya.
Pada tahun 2017, Kemenlu bermitra dengan lima mitra seni budaya, yakni: Studio Tydif, Surabaya (Jawa); Sanggar Semarandana, Denpasar (Bali); Rumah Budaya Rumata', Makassar (Sulawesi); Universitas Pembangunan Nasional (UPN) 'Veteran', Yogyakarta (Jawa); dan Sanggar Sofiyani, Padang (Sumatera).
#Gan/ Dit. Diplik/ Dit. Infomed/qzn
No comments:
Post a Comment